PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MEMECAHKAN MASALAH PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

Diyah Wahyuningsih, S.Pd.

Guru Geografi SMA Negeri 1 Bobotsari

Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk dalam kurikulum SMA. Dalam kurikulum 2013, geografi masuk kedalam rumpun ilmu sosial sedangkan dalam kurikulum merdeka geografi masuk kedalam salah satu bagian dari mata pelajaran IPAS. Materi yang disampaikan dalam geografi meliputi fenomena-fenomena alam dan sosial yang erat dengan kehidupan sehari-hari,  salah satunya adalah masalah perubahan iklim dalam materi atmosfer. Dalam pembelajaran geografi sendiri banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan pemahaman bermakna kepada siswa,salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah untuk memecahkan suatu masalah.

Problem Based Learning (PBL) pertama kali diterapkan oleh Howard Barrows pada tahun 1969 (Savin-Baden & Major, 2004:25). Model tersebut diterapkan pada sekolah kesehatan di McMaster University School of Medicine, Kanada. Pada waktu itu model PBL diterapkan untuk mengatasi atau memecahkan permasalahan di bidang kesehatan. Selanjutnya, model PBL diadopsi dalam pembelajaran di sekolah. PBL mempunyai lima langkah, yaitu: (1) orientasi peserta didik pada masalah, (2) mengorganisasi peserta didik untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Sumarmi, 2012). Menurut Amin (2017:2) PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah autentik (nyata) sebagai suatu konteks bagi siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk memperoleh pengetahuan dan belajar mengambil keputusan. Masalah yang bersifat autentik menjadi starting point dalam pembelajaran PBL, sehingga mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi dan data dalam memecahkan masalah.

Pembelajaran dengan model PBL dapat mengembangkan tingkat berpikir kritis siswa yang menjadi kunci dalam memecahkan suatu masalah. Beberapa penelitian membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Herzon dkk (2018) yaitu penelitian berjudul Pengaruh Problem-Based Learning (PBL) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan penelitian oleh Istni dkk (2022) dengan judul penelitan Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) berbantuan LKPD terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI IPS MA Bilingual Batu.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah disampaikan terkait keberhasilan model PBL untuk mengembangkan tingkat berpikir kritis siswa, maka pembelajaran dengan model PBL dapat diterapkan untuk memecahkan masalah berkaitan dengan perubahan iklim. Perubahan iklim sendiri merupakan isu yang sedang hangat diperbincangkan karena kondisi cuaca dan iklim yang mulai berubah-ubah dalam skala global. Penanganan permasalahan perubahan iklim merupakan salah satu tujuan dari 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) atau rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Siswa dapat menyumbangkan pikirannya dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim ini melalui sintaks pembelajaran PBL. Siswa diajak mencari tahu penyebab dari perubahan iklim dan memberikan solusi dari permasalahan tersebut melalui cara berpikir kritis. Setelah melakukan analisis pemecahan masalah, siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari sebagai hasil tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan pembelajaran PBL ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah perubahan iklim global yang sudah menjadi agenda SDGs.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *