Pembelajaran Menyenangkan dengan membuat proyek miniature Efek Rumah Kaca pada pembelajaran Fisika

Oleh Muchklisatun Khasanah, S.Pd

Guru Fisika

Berbicara tentang belajar dan pembelajaran adalah berbicara tentang sesuatu yang tidak pernah berakhir, belajar merupakan suatu proses dan aktivitas manusia sejak manusia di dalam kandungan. Setiap orang baik disadari atau tidak, selalu melakukan kegiatan belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan baru, meningkatkan ketrampilan dan memperbaiki perilaku sikap. Menurut Slavin, belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar merupakan upaya memperoleh pengetahuan dan pemahaman melalui serangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai unsur.

Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik dikarenakan banyak rumus yang harus dihafalkan dan banyak hitungannya. Padahal, sebenarnya Fisika merupakan ilmu yang sangat fundamental, dapat dikatakan dasar dari sains. Fisika mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala alam beserta interaksi dari benda-benda tersebut. Oleh karena itu, sebenarnya peserta didik banyak dituntut untuk memahami dan menguasai konsep serta fenomena alam salah satunya fenomena efek rumah kaca. Fenomena efek rumah kaca merupakan salah satu fenomena alam yang harus dipelajari  dan bersifat abstrak sehingga kadang-kadang sulit disajikan dalam bentuk yang nyata agar peserta didik lebih memahami dan mendapat pengalaman belajar nyata. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu memilih model dan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang nyata dan bermakna. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar nyata dan bermakna yaitu model pembelajaran Project Based Learning.

Project Based Learning (PjBL) dapat didefinisikan sebagai sebuah pembelajaran dengan aktifitas jangka panjang yang melibatkan siswa dalam merancang, membuat dan menampilkan produk untuk mengatasi permasalahan dunia nyata. Dengan demikian model pembelajaran Project Based Learning dapat digunakan sebagai sebuah model pembelajaran yang difokuskan dalam pemecahan masalah yang menjadi tujuan utama dari proses belajar sehingga dapat memberikan pembelajaran yang lebih bermakna karena dalam belajar tidak hanya mengerti apa yang dipelajari tetapi membuat peserta didik menjadi tahu apa manfaat dari pembelajaran tersebut. PjBL mempunyai 6 langkah, yaitu: (1) menentukan pertanyaan mendasar, (2) mendesai perencanaan proyek, (3) menyusun jadwal, (4) memonitor kemajuan proyek, (5) menguji hasil proyek, (6) evaluasi pengalaman.

Penulis disini merupakan guru fisika yang telah menerapkan model pembelajaran Project Based Learning pada materi Efek Rumah Kaca. Pada proses pembelajaran, peserta didik berdiskusi secara berkelompok merancang sebuah miniature yang menggambarkan  proses dari efek rumah kaca. Rancangan miniature tersebut berisi gambaran dari aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca seperti kegiatan pembakaran sampah, pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, gedung bertingkat dengan AC, peternakan yang ditutup dengan lapisan mika transparan berbentuk kotak. Lapisan mika ini dianalogikan sebagai lapisan atmosfer yang berisi gas-gas rumah kaca yang menyebabkan sinar matahari yang masuk tidak dapat keluar lagi. Selama proses pembelajaran, peserta didik terlihat lebih aktif berkomunikasi dan berdiskusi. Siswa antusias pada saat melakukan uji coba proyek dan menuliskan hasilnya di lembar kerja peserta didik. Pada kegiatan refleksi pembelajaran, para peserta didik mengaku lebih senang mengikuti pembelajaran dengan model project based learning dibandingkan dengan metode ceramah. Selain itu, hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *